Minggu, 17 Agustus 2008

langgam dari hati yang penuhCinta

timur sinar suprabana:


langgam kembangkasmaran

:yun


bulan di hati

:sendiri

nyanyi tapi

tak Sunyi


malam terhampar

:berdebar

menggeletar

berbinar


menolak tidur

:diri mendaur umur

sedihgembira tercampur

cinta dukacita berbaur


tiada yang tak berharga

segala terasa terjemba

cukup sudah yang diterima jiwa

di hadapan Maut berria


dalam dekap

engkau menolak Lelap

selalu rasa dicinta menyelinap

:mengendap-endap


menyergap!


agustus. 2008


timur sinar suprabana:


langgam kembangkerinduan

:eL


di rindu

tiada yang tak merahjambu

tahu selalu dirindu

diri menari dalam kalbu


badan berdandan

siap untuk segala kehadiran

tiap poles jadi nyanyian

letik detik mengandung senyuman


cukup kaurindu

katamu

jantungku berdegub selalu

begitu hebat sendu merayuku


meski tiada kaucinta

tetap mekar bungabunga

kerna dibanding cinta

rindu kerap lebih berharga


selalu Manisku

memang kubiar diri termangu

cukup di ambang rindu

setiktak jarak dengan cumbu


selalu

.....


agustus. 2008

timur sinar suprabana:


langgam kembangkerisauan

:rina


saurisau

mematapisau

mendesau galau

:terik tak sua dangau


tato di punggung

gambar gunung

berlengkunglengkung

memantul balik gaung

:Cinta tiada tertanggung


saurisau

mematapisau

negeriku sengau

dan payau

sumbang tiada gurau

meski genggam mencekau

:tiada kini yang terjangkau


segala silau

dipedaya kilau


risau!


timur sinar suprabana:


langgam kembangkebimbangan


dan bahkan bimbang

berterusterang

:aku gamang

hilang pandang

kehidupan

tanpa pegangan

tiada singgahan

diperangkap kesangsian


ketika bimbang berterusterang

mengenai dan tentang betapa ia gamang

apa lalu yang kita bisa eja dari bintang

meski kerlip terus berkedip

walau harapan tetap terselip

bukankah selalu tibatiba kesetip?


cinta, katamu, tinggal Cinta

:itupun sebatas kenangan ternyata


maya

:tiada daya


fana

:tanpa rona


putih tiada pula.


agustus. 2008

timur sinar suprabana:


langgam kembangkemesraan

:dewi

istri


sajaksajak

minta tempat berpijak

kuberi di hati

tak kenal sepi


tiada yang tak terperi

:di Istri


di Seluruh jarak dengan mati

......


agustus 2008


Senin, 30 Juni 2008

senantiasa dengan Cinta, kekasihku!



biarkan aku

I

biarkan aku yang selalu pertama berbisik,

selamat pagi, terhadap hidupmu.

ketika ia terjaga dari lelap berjam di kemarin malam.

ketika ia risau berjam di kemarin malam.

ketika ia hampa berjam kehilangan pejam di kemarin malam.

ketika ia, tibatiba, tak berdaya membuangku dari ingatan,

meski padahal betapa ingatan itu berkali meremukkan.


biarkan aku yang pertama berbisik, selamat pagi,

terhadap hidupmu kekasihku.


sembari memunguti kepingankepingan derai airmata itu.


II

biarkan aku

unggun bagimu


diumpan Cinta

yang tak kenal henti nyala


di mata

di Duka


juni 2008

betulkah Itu engkau?

I

betulkah Itu engkau

ataukah sesungguhnya cuma angin

yang tapi kusangka engkau

dan bahkan meski betul cuma angin

namun kuharap benar Itu memang engkau?


risau

berkilau

mengertab galau

:cinta kucecap betapa payau

angin belum henti mendesau


betulkah Itu engkau?


II

lalu di ingin sejenak istirah

kulihat negeri tibatiba resah

bahkan kusangka hampir pecah


apakah malah Sudah?


cinta

dan yang berkait dengan Cinta

meniada dari jiwa dan mata!


juni 2008


tinggal Sunyi, bukan?

I

apa yang tak layu kini?


jika hati mati

apa yang tak layu kini?


huruf resah

kata memucat di ujung lidah


kerna kata memucat

tiada lagi yang perlu dicatat


biar sagala, sementara,

jadi Rahasia


buat

urat.


II

tinggal Sunyi, bukan?

mencengangkan!


menakutkan.


juni 2008.


hai, Ini aku!

I

ia, seperti angin yang tiap sepenarikan desau

menyintuh entah berapa banyak wajah helai dedaun,

membisik ke tiap ambang lubang telinga hai, Ini aku!

lalu mengembarai lorong lubang telinga

berpusar sebentar di benak, mencari yang pasti

tak ia sua,

pindah mengapung di rongga dada,

melayang menyelinapi sela degab jantung

sembari tertawa-tertawa sekaligus membisik

di tiap jeda sekian tawa hai, Ini aku!


aku, suntuk dan mabuk, memaksanya duduk.

katakan, hardikku, kalau kauberkali kata Ini aku!

lalu di Mana saya?


ia tertawa

gelantungan di tulang iga


jadi Nestapa!


II

menyala Sebentar

padam lalu


seumur nafas Itu


juni 200


malam Jauh

I

malam Jauh menghelaku dari satu titik malam ke Malam lain

:begitu berjarak dengan ingatan, dengan satusatunya pautan

yang menghubungkanku ke Mula bagaimana aku mencintaimu

dan ke Sebab yang bikin macam bagaimana kini jadinya hidupku.


malam Jauh menghembusiku tidak saja dengan bisik, dengan bujukan,

dengan belai dari berbagai penjuru. malam Jauh selalu pada akhirnya

mempedaya dengan rengkuh kemesraan siasia dan memerangkap badan

ke pengharapan yang tak bisa dipercaya diri


di Situ kini aku. maka ketika engkau bertanya kepadaku tentang jiwa,

sungguh betapa aku ternyata telah kehilangan banyak kosakata.


eng?Kau?


II

aku,

sesungguhnya, sudah lama

tak punya apaapa

:Selain kau


katamu


(aku ingin bahagia. tapi buat apa jika kutahu Itu juga tipudaya?)

juni 2008.





Jumat, 13 Juni 2008

dari malam ke Malam


Timur Sinar Suprabana:


tentang Debu


debu

di kalbu

luruh

terbasuh

senja

ditunggu Jiwa

malam

tak kelam


ingin yang congkak

sejenak terdepak

sebentar tunduk

merunduk

rembulan Jelita

mempesona

doa terkirim

takzim

biru

:sepenuh Rindu


april 2008

Timur Sinar Suprabana:

tentang Kilau


o, siapa gemerlap mencahya dalam senyap

berkilau mengertab seluruh gelap

tak tergoda di gelombang coba

tak berpaling meski terpelanting


o, siapa selain Pencinta

.....

:engkau, Saudara

semoga di antara mereka


ada!

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


tentang Riang


ada yang bernyanyi

menari

dalam sunyi

:meminang hati


ada yang menanda usia

menakik nama

dalam cinta

:menghijaukan jiwa


malam terhampar

menggeletar

berbinar

:membirukan debar


doa, wirid dan dzikir

membulir bergulir

mengalir

:membeningkan pikir


lindap

tapi tak Senyap!

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


tentang Mata


mata mati, hati lahir kembali.

caci mati, negeri semi lagi.


ketika mata mati caci mati

ketika hati lahir kembali

ketika negeri semi lagi

:kita punya hari buat nyanyinari


meski dalam sunyi

walau di urat sepi

tapi telah jauh kita dari api

dari kata dan pandangmata berduri

yang bertahun bikin hidup nyeri


sekarang

di sini

selain terang

:mati

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


mati Sudah


di hati hari

cinta Mati


di cinta Mati kabut tak terperi

menyungkup negeri


ragu

mangu

:tiada yang tak kelabu


bahkan kalbu telah pula berdebu

dan kehidupan mulai selalu tersedu


kerna di hati, di hari

cinta Mati

april 2008


Senin, 02 Juni 2008

kerna Aku menyayangimu



Timur Sinar Suprabana:

di mata Rindu
:cerita buat eL


di mata Rindu
barangkali aku cuma mripatdadu
tapi di mata Rindu
tiada bisa Jerit menjeratku

padahal telah ia pertaruhkan
seluruh harapan
dan padahal telah ia retaskan
segala pautan

di mata Rindu
di pandang yang menempurungiku
sungguh justru
kutemu Kalbu

luar biasa biru
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Nestapa

di mata Nestapa
tiada kusua cinta
segala kosong menjelaga
semua hampa
meraya
kelabu tua

rimbun dan rimba
oleh derita
oleh rasa sengsara
oleh daya siasia
kerna di mata Nestapa
jiwa selalu menghunus pedangnya

terarah ke jantunghati bungabunga
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Gulita

tak ada jelita
membayang di mata Gulita

tak ada gerimis hari senja
meriwis di mata Gulita

tak ada warna bungabunga
merona di mata Gulita

tak ada
selain Tiada

sungguh tak ada
april. 2008



Timur Sinar Suprabana:

di mata Malu

di situ
apa yang kaulihat masih berpintu

selain syahwat memerah dadu

itulah sebab mengapa di mata Malu
tiap riwayat bercadar ragu dan bisu

selalu
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Kata

tiap hari
badan, tubuh dan diri
teruji Janji
sampai hijaulesi

di mata Kata
jiwa senantiasa ditempa
biar keluar kilaunya
biar berubah biru merahnya

meski bukan oleh tangantangan dewa
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Bunga

:dalam mimpiku
gus mus bersorban Ungu

timur tidur
mendaur umur
di tidur timur
tiada yang pejam atau mendengkur

:hening sunyi tak terkata
namun tiada kosong terpeta
kerna kangen dan cinta
mengembuni nafas tidurnya

tiap ketika timur tidur
ombak, angin dan bintangbintang berbaur
senyum, bisik dan pelukcium bertabur
beri nyala segala suar dan saur

:gema menggempita tak terkira
berjalinpilin saling menyatakan cinta
kerna yang paling dibutuhkan dunia
memang sedang hanya Cinta

ungu bersemu merahdadu



april. 2008

Selasa, 13 Mei 2008

CINTA tak kenal SUDAH

Timur Sinar Suprabana:


buat Yun

:merana kerna mengira diri bahagia


tak lagi ada kekasih

atau ingatan terhadap kekasih

yang kan terentang

menghubungkanku dengan

jalan Pulang.

kerna kenangan

remuk dalam genggam

kerna tiktakjam

tiada pernah mempelahan.


heran

mengapa harus merasa tertikam

sampai mengucur darah busam

hanya oleh tipudaya perasaan?


kauselesaikan kesunyian.

kaulahirkan sepi tanpa badan.

di tengahnya aku berlupa:

engkau berurai airmata

tapi bilang diri bahagia.


begitulah

Tipudaya

menemu kayu pengumpan apinya

menemu sumsum pembakarnya


menahun bernyala

bikin segala jadi Arang semua.


april 2008

Timur Sinar Suprabana:


buat eL


apakah aku sedang jatuh cinta?

tanyaku pada bayangdiri

yang menua di dunia dasar cermin

ialah dunia, satusatunya dunia,

yang masih bebas dari bendabenda

tanpa mesti kehilangan warna.


barangkali aku akan terus

mengulang tanya,

andai tibatiba cuaca tidak menjadi

semacam etalase kebimbangan

dan ketidakpastian

yang sungguh terasa kekal.


sendiri, seperti lidah api

ketika meruncing lentur

tiap dihembus angin, kubiarkan

pertanyaanpertanyaan tentangmu

jadi rahasia bagi hatiku

jadi sajaksajak

yang memilih enggan meninggalkan

jejak


kita

cuma jeda di sela banyak Tanda.

mei 2008




Timur Sinar Suprabana:


buat Rina

:kerna bulan mengapung di Mata


kebahagiaan kerna diamdiam mencintai

bikin Taman di hati

bikin Tumbuh segala sunyi

bikin Kosong makin tak butuh isi

jadi hamparan tanpa cekungan

jadi kehijauan hari berhujan

jadi cakrawala kemudaan


mencintai

mempertemukanku dengan kalbu

dengan rumah rahasia hatiku

yang gang dan nomornya

kutulis dalam warna merahkesumba

dan menyala di tiap malam tiba

berbinar pula di mata


memekarkan hampir segala Bunga

cuma dewa tapi

yang boleh memetiknya

:dengan Hati

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


buat Hamidah

:tidurlah, senyumlah


begitu saja

sungguh memang begitu saja

hatiku merengkuhmu ke yang tak terkata

:tanpa pertimbangan

atau apa lagi perhitungan

yang sering melahirkan kebimbangan


tidurlah,” bisikku. “bukan

kerna malam tak lagi berembulan,

melainkan kerna sebelum tersingkap

telah tingkap

jendela yang menghubungkan kita

dengan dunia mata.”


ketika akhirnya kaupun tidur juga

:badan di ranjang

tapi jiwa melayang

ke Cinta yang tiada terutara


sedih dan biru

tersenyum selalu

padamu


:aku

mei 2008

Rabu, 30 April 2008

dari rindu ke Rin? Ndu!



langgam merindurindu Hati yang merinduku


kurindurindu, o, kurindu
kapan datang Hati yang merinduku
:melenggang sayang
semampai dan tak kenal bimbang

manis Mata
membuang Tangis dari jiwa
mengajak ke sana
mengajuk minta dicinta

kurindurindu, o, kurindu
kapan datang Hati yang merinduku
:mengapung melayang
dari suwung ke terang

gulali Kata
menepis Gulana dari suksma
mengajak ke cahya
mengajuk minta asmara

kurindurindu, o, kurindu
kapan datang Hati yang merinduku
:kurindu Selalu kamu
kerna kalbuku menjanjikan datangmu

di sangat Dulu.



langgam merindurindu Hati yang meninggalkanku

sayang, aih, sayang
sungguh sayang
:keburu engkau pergi, Sayang
melenggang ke lengang

hati ini Sayang, aih, hati ini
jadi lubang sarang sepi
di mana Sunyi mengerami pasi
menetaskan segala sangsi dan lesi

sayang, aih, sayang
sungguh sayang
:telah putus benang layang
segala kabar klewung ke gamang

hati pecah Sayang, aih, hati pecah
sampai badan ikut belah
memang Umpama tiada kan pernah berdarah
tetapi dulu pernah kupunya kias sumringah

sayang, aih, sayang
sungguh sayang
:ajal melawang
hidup hilang

di ketika Masih bau bawang.



langgam merindurindu Hati yang luka

hati yang luka
tidak saja oleh Cinta
jadi Luka kini ia
:mukim di arah pandang mata

walau ganas
panas
meremas
tapi Hati kebas

hati yang luka
tiada lagi pernah membuka
jadi belukar melata
:menjalar ke segala mana

walau gurat
riwayat
mengurat
tapi Hati khianat

hati yang luka
kucinta, Tetap sungguh kucinta
jadi kirana
:padam berkilau dalam jiwa

di muramnya segala melebam sia.
april. 2008



langgam merindurindu Hati yang kaucuri

kerna telah kaucuri hati
tiada henti kaucuri
bahkan tiap terganti selalu kembali kaucuri
:hidupku jadi Jalan sunyi tak berarti

badan kosong
tubuh gosong
diri growong
jiwa ini melompong

o, Hati yang kaucuri
bikin datang pagi
tak ditandai matahari
:segala jadi asam sepi
tapi bukan kerna ragi

riwayat
tak berurat
gurat
tak tersurat

apalah aku di Sendiri
apalah Sendiri memucatpasi
apalah pucatpasi meletih Sunyi
apalah sunyi kerna Hati kaucuri

jika bukan Putus segala nadi?



langgam merindurindu Hati nan sunyi

kerna Hati nan sunyi
selalu luas tak kenal tepi
di situ aku biasa menari
sering sampai nyaris enggan henti

di mana kini tapi
o, Hati nan sunyi
jika semua hati
bukankah memang telah sepi?

hati sepi kerna disepi Hati
bukan Hati nan sunyi
hanya kubur buat yang tak benar mati
riuh oleh gerak dan kosakata tak berarti

kurindurindu Hati nan sunyi
tapi kutolaktolak sunyi hati
bahkan meski telanjang hingga ke nadi
sebab sunyi hati tetaplah sunyi tak terperi

tega menaruh Hidup di ujung duri

Senin, 10 Maret 2008

sajaksajak dari masaLalu

cerita buat nin


tak habis cerita

lepas kisah


tak usai kisah

luncur kesah


tak rampung kesah

jiwa ini resah


abadi

golakan gelisah


:aku rumputan

di maha sunyi

aku riuh dan waswas


dan kamu

waktu yang berputar

perputaran murni harihari peradaban

dengan sederhana

ke manapun setia pada edarnya


:garis lurus

aku tentang sejak mula

kerna jiwa

melulu rindu tikungan


begitulah lelaki

bisa sengaja sanggup sial

tanpa pernah butuh

tanda baca


jauh dari titik

koma

atau apa saja

dan keharusan tertentu

yang mestinya ada


kadangkadang

ingin juga kembali

ke Asal


seperti kelelawar di guanya

jauh dari lintasan cahya

berikan kepak hanya pada malam

saat udara kosong

tanpa angin

tanpa plikplak sintuhan helaihelai dedaun

dan tanpa bulan

di sebalik cadar malam


mungkin benar

gelap itu Kodrat

tapi kegelapan

cuma sebagian tipu daya alam


heran

kamu begitu Murni


seperti kemauan

yang terbebas dari hawamalam


seperti malam

yang tak pernah ditinggal rembulan


seperti rembulan

yang seolah bersarang di dasar samudra

dan menggerakkan pelayaran

dari kedalaman maha hening


biar laju

segala

ke dunia baru

di luar dunia baja yang menggemuruh

di luar dunia plastik yang palsu

di luar dunia pipapipa bawah tanah yang suram

dan di luar dunia kaca

yang melukai jasad dan jiwa


aku terlalu cepat lahir

aku celaka dan benci usia

aku berani mati

tapi Lupa hidup


lalu nafasmu menyuplai zat asam bagi paruparuku

ketika waktu mengkhianatiku dengan puisi

dan suratsurat cinta

bir

dan pertemuanpertemuan di hotel

dengan wanitawanita

yang tak pernah sepenuhnya benarbenar kukenal

dan harus segera dilupa pada esoknya


aku letih

Luruh dan Repih


lalu

kepadamu

aku belajar menjadi kanakkanak

pengin bisa tanpa dosa

...


liburan kesedihan yang Tampan


aku

kota

tak berlampu


memang gelap

tapi tak senyap


lihat

di sepasang mata ini

tak ada nama

yang terpeta


sebagai iklim

musim

dan cuaca

aku telah kaubaca


kata demi kata

ke kalimat


sunyi

Selalu


malam

di Taman

kukenang kamu

selintasan


dini hari

di Laut

namamu berkelebat

memagut


pagi

saat kutulis puisi

wajahmu membayang

di segala sisi


siang

di keriuhan lalulintas

aku melihatmu bergegas


senja

di simpanglima

kita berpeluk

saling menyatakan cinta


sesudahnya

kita menjadi kawasan rawan

yang sungguh mencemaskan


tergoda

terpikat rasa dekat

aku menjauh


tapi

selalu kau kata


tak baik

bersua tanpa bertabik


tak pantas

jika angin bergegas tanpa bekas


maka kupandang engkau

kupeluk kamu


Dukalara itu


dara, dara! menangislah, dara!


menangislah

jika kaupercaya bahwa airmata

mampu mengatakan yang ingin

diucap hati

atau bahwa tangisan

adalah kehadiran duta bahasakalbu


menangislah

di samudera

di stepa

di semakbelukar

di hutan

di lembah

di tebingtebing

di jurang dan goagoa

di telaga dan sungai

di sawahsawah dan di ladang

di Cinta

atau di sarang labalaba


menangislah sampai airmata menguap

lalu luruh sebagai embun

dan ngriwis menjelma gerimis

biar esoknya

orangorang bisa bercakap tentang hujan Pertama


:namanya Cinta