biarkan aku
I
biarkan aku yang selalu pertama berbisik,
selamat pagi, terhadap hidupmu.
ketika ia terjaga dari lelap berjam di kemarin malam.
ketika ia risau berjam di kemarin malam.
ketika ia hampa berjam kehilangan pejam di kemarin malam.
ketika ia, tibatiba, tak berdaya membuangku dari ingatan,
meski padahal betapa ingatan itu berkali meremukkan.
biarkan aku yang pertama berbisik, selamat pagi,
terhadap hidupmu kekasihku.
sembari memunguti kepingankepingan derai airmata itu.
II
biarkan aku
unggun bagimu
diumpan Cinta
yang tak kenal henti nyala
di mata
di Duka
juni 2008
betulkah Itu engkau?
I
betulkah Itu engkau
ataukah sesungguhnya cuma angin
yang tapi kusangka engkau
dan bahkan meski betul cuma angin
namun kuharap benar Itu memang engkau?
risau
berkilau
mengertab galau
:cinta kucecap betapa payau
angin belum henti mendesau
betulkah Itu engkau?
II
lalu di ingin sejenak istirah
kulihat negeri tibatiba resah
bahkan kusangka hampir pecah
apakah malah Sudah?
cinta
dan yang berkait dengan Cinta
meniada dari jiwa dan mata!
juni 2008
tinggal Sunyi, bukan?
I
apa yang tak layu kini?
jika hati mati
apa yang tak layu kini?
huruf resah
kata memucat di ujung lidah
kerna kata memucat
tiada lagi yang perlu dicatat
biar sagala, sementara,
jadi Rahasia
buat
urat.
II
tinggal Sunyi, bukan?
mencengangkan!
menakutkan.
juni 2008.
hai, Ini aku!
I
ia, seperti angin yang tiap sepenarikan desau
menyintuh entah berapa banyak wajah helai dedaun,
membisik ke tiap ambang lubang telinga hai, Ini aku!
lalu mengembarai lorong lubang telinga
berpusar sebentar di benak, mencari yang pasti
tak ia sua,
pindah mengapung di rongga dada,
melayang menyelinapi sela degab jantung
sembari tertawa-tertawa sekaligus membisik
di tiap jeda sekian tawa hai, Ini aku!
aku, suntuk dan mabuk, memaksanya duduk.
katakan, hardikku, kalau kauberkali kata Ini aku!
lalu di Mana saya?
ia tertawa
gelantungan di tulang iga
jadi Nestapa!
II
menyala Sebentar
padam lalu
seumur nafas Itu
juni 200
malam Jauh
I
malam Jauh menghelaku dari satu titik malam ke Malam lain
:begitu berjarak dengan ingatan, dengan satusatunya pautan
yang menghubungkanku ke Mula bagaimana aku mencintaimu
dan ke Sebab yang bikin macam bagaimana kini jadinya hidupku.
malam Jauh menghembusiku tidak saja dengan bisik, dengan bujukan,
dengan belai dari berbagai penjuru. malam Jauh selalu pada akhirnya
mempedaya dengan rengkuh kemesraan siasia dan memerangkap badan
ke pengharapan yang tak bisa dipercaya diri
di Situ kini aku. maka ketika engkau bertanya kepadaku tentang jiwa,
sungguh betapa aku ternyata telah kehilangan banyak kosakata.
eng?Kau?
II
aku,
sesungguhnya, sudah lama
tak punya apaapa
:Selain kau
katamu
(aku ingin bahagia. tapi buat apa jika kutahu Itu juga tipudaya?)
juni 2008.
1 komentar:
INI MAS TIMUR KU KIRIMKAN BEBERAPA PERMATA UNTUK NJENENGAN:
SAAT ANGIN MERAH JINGGA
LANGIT HIJAU MUDA
HATI INGINNYA SENANTIASA MEREMAJA
YO'I
Posting Komentar