Selasa, 13 Mei 2008

CINTA tak kenal SUDAH

Timur Sinar Suprabana:


buat Yun

:merana kerna mengira diri bahagia


tak lagi ada kekasih

atau ingatan terhadap kekasih

yang kan terentang

menghubungkanku dengan

jalan Pulang.

kerna kenangan

remuk dalam genggam

kerna tiktakjam

tiada pernah mempelahan.


heran

mengapa harus merasa tertikam

sampai mengucur darah busam

hanya oleh tipudaya perasaan?


kauselesaikan kesunyian.

kaulahirkan sepi tanpa badan.

di tengahnya aku berlupa:

engkau berurai airmata

tapi bilang diri bahagia.


begitulah

Tipudaya

menemu kayu pengumpan apinya

menemu sumsum pembakarnya


menahun bernyala

bikin segala jadi Arang semua.


april 2008

Timur Sinar Suprabana:


buat eL


apakah aku sedang jatuh cinta?

tanyaku pada bayangdiri

yang menua di dunia dasar cermin

ialah dunia, satusatunya dunia,

yang masih bebas dari bendabenda

tanpa mesti kehilangan warna.


barangkali aku akan terus

mengulang tanya,

andai tibatiba cuaca tidak menjadi

semacam etalase kebimbangan

dan ketidakpastian

yang sungguh terasa kekal.


sendiri, seperti lidah api

ketika meruncing lentur

tiap dihembus angin, kubiarkan

pertanyaanpertanyaan tentangmu

jadi rahasia bagi hatiku

jadi sajaksajak

yang memilih enggan meninggalkan

jejak


kita

cuma jeda di sela banyak Tanda.

mei 2008




Timur Sinar Suprabana:


buat Rina

:kerna bulan mengapung di Mata


kebahagiaan kerna diamdiam mencintai

bikin Taman di hati

bikin Tumbuh segala sunyi

bikin Kosong makin tak butuh isi

jadi hamparan tanpa cekungan

jadi kehijauan hari berhujan

jadi cakrawala kemudaan


mencintai

mempertemukanku dengan kalbu

dengan rumah rahasia hatiku

yang gang dan nomornya

kutulis dalam warna merahkesumba

dan menyala di tiap malam tiba

berbinar pula di mata


memekarkan hampir segala Bunga

cuma dewa tapi

yang boleh memetiknya

:dengan Hati

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


buat Hamidah

:tidurlah, senyumlah


begitu saja

sungguh memang begitu saja

hatiku merengkuhmu ke yang tak terkata

:tanpa pertimbangan

atau apa lagi perhitungan

yang sering melahirkan kebimbangan


tidurlah,” bisikku. “bukan

kerna malam tak lagi berembulan,

melainkan kerna sebelum tersingkap

telah tingkap

jendela yang menghubungkan kita

dengan dunia mata.”


ketika akhirnya kaupun tidur juga

:badan di ranjang

tapi jiwa melayang

ke Cinta yang tiada terutara


sedih dan biru

tersenyum selalu

padamu


:aku

mei 2008