Senin, 30 Juni 2008

senantiasa dengan Cinta, kekasihku!



biarkan aku

I

biarkan aku yang selalu pertama berbisik,

selamat pagi, terhadap hidupmu.

ketika ia terjaga dari lelap berjam di kemarin malam.

ketika ia risau berjam di kemarin malam.

ketika ia hampa berjam kehilangan pejam di kemarin malam.

ketika ia, tibatiba, tak berdaya membuangku dari ingatan,

meski padahal betapa ingatan itu berkali meremukkan.


biarkan aku yang pertama berbisik, selamat pagi,

terhadap hidupmu kekasihku.


sembari memunguti kepingankepingan derai airmata itu.


II

biarkan aku

unggun bagimu


diumpan Cinta

yang tak kenal henti nyala


di mata

di Duka


juni 2008

betulkah Itu engkau?

I

betulkah Itu engkau

ataukah sesungguhnya cuma angin

yang tapi kusangka engkau

dan bahkan meski betul cuma angin

namun kuharap benar Itu memang engkau?


risau

berkilau

mengertab galau

:cinta kucecap betapa payau

angin belum henti mendesau


betulkah Itu engkau?


II

lalu di ingin sejenak istirah

kulihat negeri tibatiba resah

bahkan kusangka hampir pecah


apakah malah Sudah?


cinta

dan yang berkait dengan Cinta

meniada dari jiwa dan mata!


juni 2008


tinggal Sunyi, bukan?

I

apa yang tak layu kini?


jika hati mati

apa yang tak layu kini?


huruf resah

kata memucat di ujung lidah


kerna kata memucat

tiada lagi yang perlu dicatat


biar sagala, sementara,

jadi Rahasia


buat

urat.


II

tinggal Sunyi, bukan?

mencengangkan!


menakutkan.


juni 2008.


hai, Ini aku!

I

ia, seperti angin yang tiap sepenarikan desau

menyintuh entah berapa banyak wajah helai dedaun,

membisik ke tiap ambang lubang telinga hai, Ini aku!

lalu mengembarai lorong lubang telinga

berpusar sebentar di benak, mencari yang pasti

tak ia sua,

pindah mengapung di rongga dada,

melayang menyelinapi sela degab jantung

sembari tertawa-tertawa sekaligus membisik

di tiap jeda sekian tawa hai, Ini aku!


aku, suntuk dan mabuk, memaksanya duduk.

katakan, hardikku, kalau kauberkali kata Ini aku!

lalu di Mana saya?


ia tertawa

gelantungan di tulang iga


jadi Nestapa!


II

menyala Sebentar

padam lalu


seumur nafas Itu


juni 200


malam Jauh

I

malam Jauh menghelaku dari satu titik malam ke Malam lain

:begitu berjarak dengan ingatan, dengan satusatunya pautan

yang menghubungkanku ke Mula bagaimana aku mencintaimu

dan ke Sebab yang bikin macam bagaimana kini jadinya hidupku.


malam Jauh menghembusiku tidak saja dengan bisik, dengan bujukan,

dengan belai dari berbagai penjuru. malam Jauh selalu pada akhirnya

mempedaya dengan rengkuh kemesraan siasia dan memerangkap badan

ke pengharapan yang tak bisa dipercaya diri


di Situ kini aku. maka ketika engkau bertanya kepadaku tentang jiwa,

sungguh betapa aku ternyata telah kehilangan banyak kosakata.


eng?Kau?


II

aku,

sesungguhnya, sudah lama

tak punya apaapa

:Selain kau


katamu


(aku ingin bahagia. tapi buat apa jika kutahu Itu juga tipudaya?)

juni 2008.





Jumat, 13 Juni 2008

dari malam ke Malam


Timur Sinar Suprabana:


tentang Debu


debu

di kalbu

luruh

terbasuh

senja

ditunggu Jiwa

malam

tak kelam


ingin yang congkak

sejenak terdepak

sebentar tunduk

merunduk

rembulan Jelita

mempesona

doa terkirim

takzim

biru

:sepenuh Rindu


april 2008

Timur Sinar Suprabana:

tentang Kilau


o, siapa gemerlap mencahya dalam senyap

berkilau mengertab seluruh gelap

tak tergoda di gelombang coba

tak berpaling meski terpelanting


o, siapa selain Pencinta

.....

:engkau, Saudara

semoga di antara mereka


ada!

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


tentang Riang


ada yang bernyanyi

menari

dalam sunyi

:meminang hati


ada yang menanda usia

menakik nama

dalam cinta

:menghijaukan jiwa


malam terhampar

menggeletar

berbinar

:membirukan debar


doa, wirid dan dzikir

membulir bergulir

mengalir

:membeningkan pikir


lindap

tapi tak Senyap!

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


tentang Mata


mata mati, hati lahir kembali.

caci mati, negeri semi lagi.


ketika mata mati caci mati

ketika hati lahir kembali

ketika negeri semi lagi

:kita punya hari buat nyanyinari


meski dalam sunyi

walau di urat sepi

tapi telah jauh kita dari api

dari kata dan pandangmata berduri

yang bertahun bikin hidup nyeri


sekarang

di sini

selain terang

:mati

april 2008


Timur Sinar Suprabana:


mati Sudah


di hati hari

cinta Mati


di cinta Mati kabut tak terperi

menyungkup negeri


ragu

mangu

:tiada yang tak kelabu


bahkan kalbu telah pula berdebu

dan kehidupan mulai selalu tersedu


kerna di hati, di hari

cinta Mati

april 2008


Senin, 02 Juni 2008

kerna Aku menyayangimu



Timur Sinar Suprabana:

di mata Rindu
:cerita buat eL


di mata Rindu
barangkali aku cuma mripatdadu
tapi di mata Rindu
tiada bisa Jerit menjeratku

padahal telah ia pertaruhkan
seluruh harapan
dan padahal telah ia retaskan
segala pautan

di mata Rindu
di pandang yang menempurungiku
sungguh justru
kutemu Kalbu

luar biasa biru
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Nestapa

di mata Nestapa
tiada kusua cinta
segala kosong menjelaga
semua hampa
meraya
kelabu tua

rimbun dan rimba
oleh derita
oleh rasa sengsara
oleh daya siasia
kerna di mata Nestapa
jiwa selalu menghunus pedangnya

terarah ke jantunghati bungabunga
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Gulita

tak ada jelita
membayang di mata Gulita

tak ada gerimis hari senja
meriwis di mata Gulita

tak ada warna bungabunga
merona di mata Gulita

tak ada
selain Tiada

sungguh tak ada
april. 2008



Timur Sinar Suprabana:

di mata Malu

di situ
apa yang kaulihat masih berpintu

selain syahwat memerah dadu

itulah sebab mengapa di mata Malu
tiap riwayat bercadar ragu dan bisu

selalu
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Kata

tiap hari
badan, tubuh dan diri
teruji Janji
sampai hijaulesi

di mata Kata
jiwa senantiasa ditempa
biar keluar kilaunya
biar berubah biru merahnya

meski bukan oleh tangantangan dewa
april. 2008


Timur Sinar Suprabana:

di mata Bunga

:dalam mimpiku
gus mus bersorban Ungu

timur tidur
mendaur umur
di tidur timur
tiada yang pejam atau mendengkur

:hening sunyi tak terkata
namun tiada kosong terpeta
kerna kangen dan cinta
mengembuni nafas tidurnya

tiap ketika timur tidur
ombak, angin dan bintangbintang berbaur
senyum, bisik dan pelukcium bertabur
beri nyala segala suar dan saur

:gema menggempita tak terkira
berjalinpilin saling menyatakan cinta
kerna yang paling dibutuhkan dunia
memang sedang hanya Cinta

ungu bersemu merahdadu



april. 2008