Senin, 10 Maret 2008

sajaksajak dari masaLalu

cerita buat nin


tak habis cerita

lepas kisah


tak usai kisah

luncur kesah


tak rampung kesah

jiwa ini resah


abadi

golakan gelisah


:aku rumputan

di maha sunyi

aku riuh dan waswas


dan kamu

waktu yang berputar

perputaran murni harihari peradaban

dengan sederhana

ke manapun setia pada edarnya


:garis lurus

aku tentang sejak mula

kerna jiwa

melulu rindu tikungan


begitulah lelaki

bisa sengaja sanggup sial

tanpa pernah butuh

tanda baca


jauh dari titik

koma

atau apa saja

dan keharusan tertentu

yang mestinya ada


kadangkadang

ingin juga kembali

ke Asal


seperti kelelawar di guanya

jauh dari lintasan cahya

berikan kepak hanya pada malam

saat udara kosong

tanpa angin

tanpa plikplak sintuhan helaihelai dedaun

dan tanpa bulan

di sebalik cadar malam


mungkin benar

gelap itu Kodrat

tapi kegelapan

cuma sebagian tipu daya alam


heran

kamu begitu Murni


seperti kemauan

yang terbebas dari hawamalam


seperti malam

yang tak pernah ditinggal rembulan


seperti rembulan

yang seolah bersarang di dasar samudra

dan menggerakkan pelayaran

dari kedalaman maha hening


biar laju

segala

ke dunia baru

di luar dunia baja yang menggemuruh

di luar dunia plastik yang palsu

di luar dunia pipapipa bawah tanah yang suram

dan di luar dunia kaca

yang melukai jasad dan jiwa


aku terlalu cepat lahir

aku celaka dan benci usia

aku berani mati

tapi Lupa hidup


lalu nafasmu menyuplai zat asam bagi paruparuku

ketika waktu mengkhianatiku dengan puisi

dan suratsurat cinta

bir

dan pertemuanpertemuan di hotel

dengan wanitawanita

yang tak pernah sepenuhnya benarbenar kukenal

dan harus segera dilupa pada esoknya


aku letih

Luruh dan Repih


lalu

kepadamu

aku belajar menjadi kanakkanak

pengin bisa tanpa dosa

...


liburan kesedihan yang Tampan


aku

kota

tak berlampu


memang gelap

tapi tak senyap


lihat

di sepasang mata ini

tak ada nama

yang terpeta


sebagai iklim

musim

dan cuaca

aku telah kaubaca


kata demi kata

ke kalimat


sunyi

Selalu


malam

di Taman

kukenang kamu

selintasan


dini hari

di Laut

namamu berkelebat

memagut


pagi

saat kutulis puisi

wajahmu membayang

di segala sisi


siang

di keriuhan lalulintas

aku melihatmu bergegas


senja

di simpanglima

kita berpeluk

saling menyatakan cinta


sesudahnya

kita menjadi kawasan rawan

yang sungguh mencemaskan


tergoda

terpikat rasa dekat

aku menjauh


tapi

selalu kau kata


tak baik

bersua tanpa bertabik


tak pantas

jika angin bergegas tanpa bekas


maka kupandang engkau

kupeluk kamu


Dukalara itu


dara, dara! menangislah, dara!


menangislah

jika kaupercaya bahwa airmata

mampu mengatakan yang ingin

diucap hati

atau bahwa tangisan

adalah kehadiran duta bahasakalbu


menangislah

di samudera

di stepa

di semakbelukar

di hutan

di lembah

di tebingtebing

di jurang dan goagoa

di telaga dan sungai

di sawahsawah dan di ladang

di Cinta

atau di sarang labalaba


menangislah sampai airmata menguap

lalu luruh sebagai embun

dan ngriwis menjelma gerimis

biar esoknya

orangorang bisa bercakap tentang hujan Pertama


:namanya Cinta




1 komentar:

rini ganefa mengatakan...

kalau masa lalu ada sajak untuk nin,
kuharap pasti ada sajak untuk lia yang mega
kalau masa lalu adalah rajutan benang biru
kuharap nin, lia, dan sedert namaikut memintalmu
menjadi timur yang lebih teduh
sekalipun matamu masih tampak
meradang di balik kata-kata yang menyapa
ah timur,
bagian dari masa laluku dengan sahabat karibku
toh ikut memperkaya batinku
sebab seorang teman, sekalipun cuma dalam hitungan jam
ia tetaplah jiwa yang terus berjalan
mencari arahnya
menemu kebajikan, semoga.